Kandungan dan Pengamalan Ayat Kursi – Allah dengan kehendak
dan kebijaksanaanya telah menjadikan surat dan ayat lebih agung dari sebagian
yang lain. Dalam hadis yang shohih di sebutkan bahwasannya “Ayat yang paling
agung dalam Al-Qur’an adalah ayat kursi.” (HR.Muslim)
Ayat Kursi
اللَّهُ لاَ إِلَهَ إِلاَّ هُوَ الْحَيُّ
الْقَيُّومُ، لاَ تَأْخُذُهُ سِنَةٌ وَلاَ نَوْمٌ، لَهُ مَا فِي السَّمَاوَاتِ
وَمَا فِي الْأَرْضِ، مَنْ ذَا الَّذِي يَشْفَعُ عِنْدَهُ إِلاَّ بِإِذْنِهِ،
يَعْلَمُ مَا بَيْنَ أَيْدِيهِمْ وَمَا خَلْفَهُمْ، وَلَا يُحِيطُونَ بِشَيْءٍ
مِنْ عِلْمِهِ إِلاَّ بِمَا شَاءَ، وَسِعَ كُرْسِيُّهُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ،
وَلَا يَئُودُهُ حِفْظُهُمَا، وَهُوَ الْعَلِيُّ الْعَظِيمُ
“Allah, tidak ada ilah (yang berhak
disembah) melainkan Dia, yang hidup kekal lagi terus menerus mengurus
(makhluk-Nya). Dia tidak mengantuk dan tidak tidur. Kepunyaan-Nya apa yang di
langit dan di bumi. Tiada yang dapat memberi syafa’at di sisi-Nya tanpa
seizin-Nya. Dia mengetahui apa-apa yang di hadapan mereka dan di belakang mereka.
Mereka tidak mengetahui apa-apa dari ilmu Allah melainkan apa yang
dikehendaki-Nya. Kursi Allah meliputi langit dan bumi. Dia tidak merasa berat
memelihara keduanya. Dan Dia Maha Tinggi lagi Maha besar.” (QS. Al Baqarah: 255)
Ayat kursi adalah ayat yang ke 225 dalam surat Al-Baqarah.
Ibnu katsir RA. Mengatakan dalam Tafsirnya “Ayat kursi ini memiliki kedudukan
yang sangat agung. Dalam Hadis Shahih dari Rasulullah di sebutkan bahwasannya
ayat kursi merupakan ayat yang paling agung yang terdapat di dalam Al-Qur’an.”
Allah mengawali ayat ini dengan menegaskan kalimat tauhid yang merupakan
intisari ajaran Islam dan seluruh syariat sebelumnya. Makna dari kalimat tauhid
tersebut adalah tidak ada sembahan yang benar untuk di sembah atau diibadahi
selain Allah, di mana konsukwensinya adalah kita tidak boleh mempersembahkan
ibadah apapun kepada Selain Allah.
Banyak hadis nabi yang menganjurkan kita untuk membaca ayat
Kursi, Nabi menganjurkan pada umatnya membaca ayat kursi setidaknya delapan
kali dalam sehari, adapun penjelasan Selengkaapnya sebagai berikut.
1- Ketika pagi dan petang
Mengenai orang yang membaca ayat
kursi di pagi dan petang hari, dari Ubay bin Ka’ab, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
إِذَا قَرَأَتْهَا غُدْوَةً أُجِرَتْ
مِنَّا حَتَّى تُمْسِيَ ، وَإِذَا قَرَأَتْهَا حِيْنَ تُمْسِي أُجِرَتْ مِنَّا
حَتَّى تُصْبِحَ
“Siapa yang membacanya ketika petang, maka ia akan dilindungi (oleh Allah dari berbagai gangguan) hingga pagi. Siapa yang membacanya ketika pagi, maka ia akan dilindungi hingga petang.” (HR. Al Hakim 1: 562. Syaikh Al Albani menshahihkan hadits tersebut dalam Shahih At-Targhib wa At-Tarhib no. 655)
2- Sebelum tidur
Hal ini dapat dilihat dari
pengaduan Abu Hurairah pada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam tentang seseorang yang mengajarkan padanya ayat kursi.
دَعْنِى أُعَلِّمْكَ كَلِمَاتٍ
يَنْفَعُكَ اللَّهُ بِهَا . قُلْتُ مَا هُوَ قَالَ إِذَا أَوَيْتَ إِلَى فِرَاشِكَ
فَاقْرَأْ آيَةَ الْكُرْسِىِّ ( اللَّهُ لاَ إِلَهَ إِلاَّ هُوَ الْحَىُّ
الْقَيُّومُ ) حَتَّى تَخْتِمَ الآيَةَ ، فَإِنَّكَ لَنْ يَزَالَ عَلَيْكَ مِنَ
اللَّهِ حَافِظٌ وَلاَ يَقْرَبَنَّكَ شَيْطَانٌ حَتَّى تُصْبِحَ . فَخَلَّيْتُ
سَبِيلَهُ فَأَصْبَحْتُ ، فَقَالَ لِى رَسُولُ اللَّهِ – صلى الله عليه وسلم – «
مَا فَعَلَ أَسِيرُكَ الْبَارِحَةَ » . قُلْتُ يَا رَسُولَ اللَّهِ زَعَمَ أَنَّهُ
يُعَلِّمُنِى كَلِمَاتٍ ، يَنْفَعُنِى اللَّهُ بِهَا ، فَخَلَّيْتُ سَبِيلَهُ .
قَالَ « مَا هِىَ » . قُلْتُ قَالَ لِى إِذَا أَوَيْتَ إِلَى فِرَاشِكَ فَاقْرَأْ
آيَةَ الْكُرْسِىِّ مِنْ أَوَّلِهَا حَتَّى تَخْتِمَ ( اللَّهُ لاَ إِلَهَ إِلاَّ
هُوَ الْحَىُّ الْقَيُّومُ ) وَقَالَ لِى لَنْ يَزَالَ عَلَيْكَ مِنَ اللَّهِ
حَافِظٌ وَلاَ يَقْرَبَكَ شَيْطَانٌ حَتَّى تُصْبِحَ ، وَكَانُوا أَحْرَصَ شَىْءٍ
عَلَى الْخَيْرِ . فَقَالَ النَّبِىُّ – صلى الله عليه وسلم – « أَمَا إِنَّهُ
قَدْ صَدَقَكَ وَهُوَ كَذُوبٌ ، تَعْلَمُ مَنْ تُخَاطِبُ مُنْذُ ثَلاَثِ لَيَالٍ
يَا أَبَا هُرَيْرَةَ » . قَالَ لاَ . قَالَ « ذَاكَ شَيْطَانٌ »
Abu Hurairah menjawab, “Wahai
Rasulullah, ia mengaku bahwa ia mengajarkan suatu kalimat yang Allah beri
manfaat padaku jika membacanya. Sehingga aku pun melepaskan dirinya.” Nabi shallallahu
‘alaihi wa sallam bertanya, “Apa kalimat tersebut?” Abu Hurairah menjawab, “Ia
mengatakan padaku, jika aku hendak pergi tidur di ranjang, hendaklah membaca
ayat kursi hingga selesai yaitu bacaan ‘Allahu laa ilaha illa huwal hayyul qoyyum’. Lalu ia mengatakan padaku bahwa Allah akan senantiasa
menjagaku dan setan pun tidak akan mendekatimu hingga pagi hari. Dan para
sahabat lebih semangat dalam melakukan kebaikan.” Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pun bersabda, “Adapun dia kala itu berkata benar, namun
asalnya dia pendusta. Engkau tahu siapa yang bercakap denganmu sampai tiga
malam itu, wahai Abu Hurairah?” “Tidak”, jawab Abu Hurairah. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata, “Dia adalah setan.” (HR. Bukhari no. 2311)
3- Setelah shalat lima waktu
Dari Abu Umamah radhiyallahu ‘anhu, ia
berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
مَنْ قَرَأَ آيَةَ الكُرْسِيِّ فِي
دُبُرِ كُلِّ صَلاَةٍ مَكْتُوْبَةٍ لَمْ يَمْنَعْهُ مِنْ دُخُوْلِ الجَنَّةِ
اِلاَّ اَنْ يَمُوْتَ
“Siapa membaca ayat Kursi setiap
selesai shalat, tidak ada yang menghalanginya masuk surga selain kematian.” (HR. An-Nasai dalam Al Kubro 9: 44. Hadits ini
dinyatakan shahih oleh Ibnu Hibban, sebagaimana disebut oleh Ibnu Hajar dalam
Bulughul Maram). Maksudnya, tidak ada yang menghalanginya masuk surga ketika
mati.
Intinya, ayat kursi punya
keutamaan yang luar biasa sebagaimana disebutkan dalam hadits berikut.
عَنْ أُبَىِّ بْنِ كَعْبٍ قَالَ
قَالَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- « يَا أَبَا الْمُنْذِرِ أَتَدْرِى
أَىُّ آيَةٍ مِنْ كِتَابِ اللَّهِ مَعَكَ أَعْظَمُ ». قَالَ قُلْتُ اللَّهُ
وَرَسُولُهُ أَعْلَمُ. قَالَ « يَا أَبَا الْمُنْذِرِ أَتَدْرِى أَىُّ آيَةٍ مِنْ
كِتَابِ اللَّهِ مَعَكَ أَعْظَمُ ». قَالَ قُلْتُ اللَّهُ لاَ إِلَهَ إِلاَّ هُوَ
الْحَىُّ الْقَيُّومُ. قَالَ فَضَرَبَ فِى صَدْرِى وَقَالَ « وَاللَّهِ لِيَهْنِكَ
الْعِلْمُ أَبَا الْمُنْذِرِ »
Dari Ubay bin Ka’ab, ia berkata
bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Wahai Abul Mundzir, ayat apa
dari kitab Allah yang ada bersamamu yang paling agung?” Aku menjawab, “Allahu laa ilaha illa huwal
hayyul qayyum.” Lalu beliau memukul
dadaku dan berkata, “Semoga engkau mudah memperoleh
imu, wahai Abul Mundzir.” (HR. Muslim no.
810)
Al-Qadhi ‘Iyadh menyatakan,
“Hadits ini adalah dalil akan bolehnya mengutamakan sebagian Al-Qur’an dari
lainnya dan mengutamakannya dari selain kitab-kitab Allah. … Maknanya adalah
pahala membacanya begitu besar, itulah makna hadits.”
Apa sebab ayat kursi lebih agung?
Imam Nawawi menyebutkan, para ulama berkata bahwa hal itu dikarenakan di
dalamnya terdapat nama dan sifat Allah yang penting yaitu sifat ilahiyah,
wahdaniyah (keesaan), sifat hidup, sifat ilmu, sifat kerajaan, sifat kekuasaan,
sifat kehendak. Itulah tujuh nama dan sifat dasar yang disebutkan dalam ayat
kursi. (Syarh Shahih Muslim, 6: 85)
Demikianlah penjelasan mengenai Kandungan
dan Pengamalan Ayat Kursi, yang harus di ketahui. semoga dengan mengetahui
keutamaan dan waktu yang tepat dalam membaca ayat kursi ini kita akan lebih
terbiasa membacanya dari saat ini.
EmoticonEmoticon